SUARABMI.COM - Sobat dumay, mungkin tidak aneh bagi kita di ketika ekspresi dominan pilpres menyerupai banyak hal yang terjadi diluar nalar dalam upaya saling dukung antara kedua paslon.
Seperti kita lihat di media sosial, hujatan dan cacian dimana - mana hanya untuk mengunggulkan pasangan masing - masing.
Anehnya permusuhan sengit ini hanya terjadi dikalangan pemilih atau kalangan bawah dan tidak pada kalangan calon sendiri.
Bahkan alasannya yaitu saking getolnya membela, seakan Indonesia ketika ini terbelah menjadi 2 kubu yang siap saling serang dan perang.
Ayolah cerdik balig cukup akal dalam berpolitik, toh kalau yang kita dukung menang, kita tak akan sendirian menikmati hasilnya, kita akan sama - sama meniksilnya bersama mereka yang kalah.
[ads-post]
Toh, kita tidak akan istimewa dan menerima kemewahan kalau ahli kita menang. So ayolah cerdik balig cukup akal jangan menyerupai laki-laki ini.
Dimedia sosial ia mempertaruhnya anaknya kalau calonnya kalah. Dalam postingan di grup Ponorogo, ia menyampaikan kalau akan membakr anaknya kalau lawan poltiiknya menang, astaghfirullah....!
Sungguh kelakuan yang tak pantas ditiru, jangan pernah meniru. Karena yakin nanti jug tak ada efeknya yang berarti dalam kehidupanmu.
Menjaga verbal alangkah lebih baiknya semoga hati kita tidak kotor hanya gara - gara permainan bisnis para politisi. Mereka yang untung milyaran, kita yang jadi korban.
Siapapun pilihanmu, ayuk hening alasannya yaitu hening itu indah. Ayuk saling bertutur kata yang baik, alasannya yaitu akan lezat didengar dan di baca.
Sumber https://www.suarabmi.com