SUARABMI.COM - Mulai bulan depan, warga negara gila yang magang di Jepang bisa eksklusif bekerja di Jepang tanpa repot mengurus ulang visa bekerja. Delegasi Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Perindustrian (METI) Jepang, Yoko Ikeda, menuturkan bahwa terhitung 1 April 2019, akan diberlakuan visa kerja gres untuk tenaga kerja gila pada 14 sektor bidang pekerjaan.
"Selama ini Jepang sangat terbantu dengan aktivitas pemagangan, termasuk akseptor pemagangan dari Indonesia. Dengan diberlakukannya visa kerja gres tersebut akseptor magang yang telah menuntaskan aktivitas magang, berkesempatan bekerja di Jepang dengan visa kerja keterampilan khusus atau dalam bahasa Jepang disebut tokuteiginou," ucap Ikeda dalam siaran pers di Jakarta, Selasa 19 Maret 2019.
Dalam denah visa kerja tokuteiginou tersebut, Ikeda berharap akseptor magang yang telah pulang ke Indonesia bisa kembali bekerja di Jepang. "Selain itu, ada juga jalur melalui pemegang visa pendidikan (ryugakusei), atau tenaga kerja gres yang belum pernah bekerja di Jepang, namun memiliki kemampuan bahasa dan tingkat keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri di Jepang," kata dia.
[ads-post]
Kementerian Ketenagakerjaan eksklusif menyatakan siap memenuhi kebutuhan Jepang akan tenaga kerja asal Indonesia. Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas, Kemenaker, Bambang Satrio Lelono mengatakan, Indonesia percaya diri bisa membantu Jepang.
"Saya menyambut baik kunjungan ini sebab pada waktu yang sama pemerintah Indonesia juga sedang fokus dan memperlihatkan prioritas pada aktivitas peningkatan kualitas SDM," ungkapnya dalam siaran pers yang sama.
Kemenaker memang tengah fokus menggenjot peningkatan kompetensi SDM melalui Balai Latihan Kerja (BLK). Satrio optimistis lulusan BLK bisa bersaing di dunia industri, baik di dalam maupun di luar negeri, termasuk di Jepang. "Kami akan menyesuaikan sistem training di BLK dengan kebutuhan sektor industri, baik di dalam maupun di luar wilayah Indonesia," tutur dia.
Sumber https://www.suarabmi.com
Dalam denah visa kerja tokuteiginou tersebut, Ikeda berharap akseptor magang yang telah pulang ke Indonesia bisa kembali bekerja di Jepang. "Selain itu, ada juga jalur melalui pemegang visa pendidikan (ryugakusei), atau tenaga kerja gres yang belum pernah bekerja di Jepang, namun memiliki kemampuan bahasa dan tingkat keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri di Jepang," kata dia.
[ads-post]
Kementerian Ketenagakerjaan eksklusif menyatakan siap memenuhi kebutuhan Jepang akan tenaga kerja asal Indonesia. Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas, Kemenaker, Bambang Satrio Lelono mengatakan, Indonesia percaya diri bisa membantu Jepang.
"Saya menyambut baik kunjungan ini sebab pada waktu yang sama pemerintah Indonesia juga sedang fokus dan memperlihatkan prioritas pada aktivitas peningkatan kualitas SDM," ungkapnya dalam siaran pers yang sama.
Kemenaker memang tengah fokus menggenjot peningkatan kompetensi SDM melalui Balai Latihan Kerja (BLK). Satrio optimistis lulusan BLK bisa bersaing di dunia industri, baik di dalam maupun di luar negeri, termasuk di Jepang. "Kami akan menyesuaikan sistem training di BLK dengan kebutuhan sektor industri, baik di dalam maupun di luar wilayah Indonesia," tutur dia.