SUARABMI.COM - Penyebab guru Budi Hartanto (28) yang tewas dimutilasi dan mayatnya dimasukkan dalam koper di pinggir sungai bawah Jembatan Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar mulai terkuak.
Budi Hartanto yang tubuhnya dimutilasi dan dimasukkan koper tanpa kepala ternyata bukan guru honorer biasa.
Sebelum terungkap menjadi korban mutilasi yang mayatnya dimasukkan ke dalam koper, Budi Hartanto mempunyai sejumlah bisnis ialah berjualan di GOR Jayabaya serta jual beli HP (ponsel).
Aktivitas itu dilakukan di luar tugasnya sebagai guru honorer di Kediri. Selain itu, Budi juga juga dipercaya rekannya mengelola perjuangan bersama sewa rental mobil. "Usahanya banyak sebab anaknya kreatif," ujar Nasuha, paman korban.
Sebelum ditemukan tewas, Budi membawa uang dalam jumlah banyak. Korban juga membawa laptop berikut dua HP miliknya.
Nasuka, korban pamit kepada ibunya (Ny Habibah) keluar rumah selepas magrib hendak ke warung yang dikelolanya di daerah GOR Jayabaya.
Budi Hartanto yang tubuhnya dimutilasi dan dimasukkan koper tanpa kepala ternyata bukan guru honorer biasa.
Sebelum terungkap menjadi korban mutilasi yang mayatnya dimasukkan ke dalam koper, Budi Hartanto mempunyai sejumlah bisnis ialah berjualan di GOR Jayabaya serta jual beli HP (ponsel).
Aktivitas itu dilakukan di luar tugasnya sebagai guru honorer di Kediri. Selain itu, Budi juga juga dipercaya rekannya mengelola perjuangan bersama sewa rental mobil. "Usahanya banyak sebab anaknya kreatif," ujar Nasuha, paman korban.
Sebelum ditemukan tewas, Budi membawa uang dalam jumlah banyak. Korban juga membawa laptop berikut dua HP miliknya.
Nasuka, korban pamit kepada ibunya (Ny Habibah) keluar rumah selepas magrib hendak ke warung yang dikelolanya di daerah GOR Jayabaya.
Namun korban juga sempat menyebutkan sedang mempersiapkan ada event di Gedung Nasional Indonesia (GNI) Kota Kediri.
[ads-post]
"Berapa uang yang dibawa? ibunya tidak tahu, namun disebutnya banyak. Saat keluar korban juga membawa serta laptopnya," terang Nasuka kepada surya, Kamis (4/4/2019).
Termasuk sepeda motor yang dikendarai korban kini juga tidak terang keberadaannya. "Tidak biasanya korban bawa laptop, namun ketika keluar naik motor, mobilnya ditinggal," tambahnya.
Termasuk sepeda motor yang dikendarai korban kini juga tidak terang keberadaannya. "Tidak biasanya korban bawa laptop, namun ketika keluar naik motor, mobilnya ditinggal," tambahnya.
Dari banyaknya barang-barang berharga korban yang hilang, keluarga menduga kematiannya sebab tindak kriminal.
Diakui Nasuha, sehari-hari korban menjadi guru kesenian dengan status honorer di SDN Banjarmlati, Kota Kediri.
Kematian korban yang terjadi secara tragis juga mengagetkan keluarganya. Rumah sedih masih dipenuhi para pelayat tetangga dan keluarganya.
Sementara warung kopi yang dikelola korban di daerah GOR Jayabaya kondisinya juga acak-acakan. Namun tidak ditemukan jejak darah di areal warung.
Diduga korban dihabisi di TKP lain. Kemudian untuk menghilangkan jejak dan menyulitkan penyelidikan kepalanya dimutilasi yang dibuang di lokasi terpisah.
Untuk memudahkan proses pembuangan dan tidak mengundang kecurigaan mayatnya dimasukkan ke dalam koper. Selanjutnya pelaku membuang koper di sungai bawah Jembatan Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.
Kasus ini masih dalam penyelidikan pegawapemerintah kepolisian. Petugas satreskrim campuran dari Polresta Blitar dan Kota Kediri masih menyelidiki kasus ini.